Cari Blog Ini

Senin, 29 Desember 2014

9 Jenis Sterilisasi Di Laboratororium Mikrobiologi

9 Jenis Sterilisasi Di Laboratororium Mikrobiologi

Ada berapa banyak sterilisasi yang bisa dilakukan di laboratorium mikrobiologi ?

Bagaimana memilih jenis sterilisasi yang tepat ?
Proses sterilisasi adalah salah satu proses yang penting di laboratorium mikrobiologi. Pada laboratorium mikrobiologi, proses ini dilakukan di dua tahap, yaitu sebelum analisa dan sesudah analisa.
Sebelum analisa, proses sterilisasi dilakukan untuk menjamin bahwa alat alat laboratorium dan media mikrobiologi yang akan digunakan sudah steril dan tidak mengandung mikroorganisme lagi.
Sedangkan setelah analisa, proses sterilisasi digunakan untuk menjamin bahwa mikroorganisme yang tumbuh sudah mati dan memastikan mereka tidak menjadi sumber kontaminasi bagi analis dan lingkungannya.
Metoda sterilisasi apa yang bisa kita pilih ?
Metoda sterilisasi dilalaboratorium mikrobiologi bisa dipilih berdasarkan ketersediaan alat dan jenis alat atau bahan yang akan disterilisasi.
Untuk itu mari kita lihat jenis jenis sterilisasi yang ada di laboratorium :
1.STERILISASI BASAH
Pemanasan basah dalam bentuk uap bertekanan dianggap sebagai metode yang paling diandalkan untuk menghancurkan semua bentuk kehidupan, termasuk bakteri spora. Metoda ini menggunakan Autoclave untuk mensterilkan media bakteri, alat gelas laboratorium , dan barang-barang logam lainnya.
Umumnya sterilisasi dilakukan pada 121C selama 15 menit. Beberapa media membutuhkan sterilisasi pada suhu 115C atau 118C ,dan tekanan 10 lbs atau 12 lbs  tergantung komposisi masing-masing media.
Keadaan tekanan harus dipastikan dari waktu ke waktu karena kadang kadang kondisi suhu didalam autoclave sendiri tidak konstan. Hal ini dapat diuji dengan meletakkan 2 botol yang berisi 2% w/v glukosa dalam 2% w/v disodium fosfat dalam Autoclave pada tempat yang berbeda.
Pemanasan akan menghasilkan pencoklatan pada larutan. Botol yang dekat steam inlet akan lebih coklat dibanding botol lainnya yang ditempatkan jauh dari steam inlet.
Dalam hal ini sangat direkomendasikan bagi pengguna agar mengikuti dengan ketat panduan penggunaan alat. Ketika akan menambahkan suplemen, media steril harus didinginkan terlebih dahulu sebelum penambahan.
Penambahan dibuat secara aseptic kedalam media cair yang didinginkan pada suhu ruang dan kedalam media agar yang didinginkan pada suhu 45 – 500C. Beberapa garam empedu yang terkandung dalam media seperti XLD (Xylose Lysine Deoxycholate Agar), Hektoen Enteric Agar tidak dapat di-Autoclave. Panaskan media hingga mendidih (1000C selama 30 menit) secukupnya.
Pengecekan Sterilisasi
Sangat direkomendasikan untuk mengecek autoclave secara rutin untuk memastikan performanya masih efektif dan efisien. Pengukuran dilakukan pada pembacaan suhu dan tekanan autoclave.
Suhu autoclave harus bisa mencapai suhu yang diinginkan dalam keadaan terisi. Jangan mengisi wadah autoclave secara berlebih dan usahakan penempatan pada wadah tidak menghalangi arus steam.
2. Sterilisasi Fraksional
Sebelum ada autoclave, cairan dan bahan lain disterilisasikan dengan cara memberikan uap panas/steam pada suhu 100 C selama 30 menit dan masa inkubasi masing-masing selama 3 hari. Metode ini disebut sterilisasi fraksional / sterilisasi kecil.
3. Pemanasan dengan waterbath
Uap panas membunuh mikroorganisme dengan cara denaturasi protein mikroorganisme. Pada awalnya, penggunaan air mendidih digunakan sebagai metode uap panas. Media yang mengandung Agar atau gelatin harus di panaskan supaya dapat larut dengan sempurna. Tetapi air panas tidak dapat dianggap sebagai media sterilisasi.
4. Pasteurisasi
Pasteurisasi tidak sama dengan sterilisasi. Digunakan untuk mengurangi jumlah populasi bakteri pada cairan seperti susu dan untuk membunuh organism yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia. Spora tidak hilang dengan proses pateurisasi.
5. Sterilisasi dengan filtrasi / penyaringan
Walaupun pemanasan adalah metode yang sangat berguna mengatur pertumbuhan mikroorganisme, tetapi terkadang pada beberapa kondisi tidak dapat digunakan. Filter dikenal pada dunia mikrobiologi sejak tahun 1890an.
Filter adalah media untuk memisahkan mikroorganisme dari larutan. Sterilisasi dengan filtrasi dilakukan dengan bantuan pompa vakum. Cairan akan lolos melewati filter, sementara microorganism akan terperangkap di pori-pori filter.
Dalam preparasi media kultur membrane filter yang digunakan biasanya memiliki ukuran pori 0.22 µ dan 0.45 µ. Udara juga dapat di filter untuk menghilangkan mikroorganisme. Filter yang biasa digunakan adalah filter HEPA (High Efficiency Particulate Air). Filter ini dapat menghilangkan hingga 99 % partikel termasuk mikroorganisme yang memiliki diameter diatas 0.3 µm.
6. Sterilisasi Panas
Waktu sterilisasi panas adalah 120 menit pada 160 °C. Sterilisasi panas digunakan untuk alat-alat seperti alat gelas laboratorium, alat yang terbuat dari logam yang dapat tahan pada suhu tinggi.
Pada beberapa jenis perusahaan, termasuk perusahaan di industri farmasi, oven yang digunakan untuk proses sterilisasi panas harus dilakukan uji kualifikasi untuk menjamin proses ini berlangsung dengan baik.
7. Pembakaran langsung
Metode paling cepat untuk sterilisasi adalah dengan cara pembakaran langsung. Nyala api dari Bunsen digunakan untuk sterilisasi bakteri sebelum memindahkan sampel dari tabung kultur dan setelah inokulasi.
8. Iradiasi Sinar Gamma
Iradiasi sinar gamma memerlukan waktu yang lama untuk sterilisasi. Sinar Gamma dihasilkan oleh isotop radioaktif, Cobalt 60. Iradiasi sinar gamma tidak mempengaruhi produk dan menghasilkan material yang bebas kontaminan.
9. Desinfeksi dengan bahan kimia
Zat kimia sangat efektif digunakan untuk mengatur pertumbuhan mikroorganisme namun tidak dapat melakukan sterilisasi. Kebanyakan desinfektan memiliki efek racun, oleh karena itu sangat diperlukan untuk menggunakan alat keamanan (safety). Peralatan dan ruang lab dapat dilakukan dekontaminasi dengan cara fumigasi dengan gas formaldehid atau dengan sinar UV.
Efek pemanasan berlebih
Suhu tunggi dan pemanasan berlebihan dapat menyebabkan penyimpangan pH, penggelapan media, pengendapan, dan kerusakan media yang lain.
Sangat disarankan untuk semua media kultur harus dibuat dalam keadaan larutan sebelum sterilisasi, atau jika tidak akan terjadi penggelapan warna media.

 

Minggu, 14 Desember 2014

Alat Periksa Di Klinik Mata

Ophthalmoscope+instrument



Pernah ke Optik Mata, Balai Kesehatan Khusus Mata, Rumah Sakit Khusus Mata, atau Klinik Mata. Pasti Anda pernah bertemu dengan salah satu alat di atas. Beberapa unit instrument di atas mempunyai fungsi masing-masing yang membantu dokter atau refraksionis untuk mendiagnosis penyakit ataupun kelainan pada mata pasien.

1. Automatic Snellen Chart Proyektor

Chart-Projector
Snellen Chart Proyektor
Pemeriksaan awal pasien dilakukan penilaian tajam penglihatan pasien, menggunakan metode Kartu Snellen. Kartu Snellen adalah sebuah kartu untuk mengukur Visus (Visual Acuity). Visus menggambarkan  kemampuan  seseorang  untuk  melihat  dan  mengidentifikasi  suatu objek.  Oleh  karena  itu,  pemeriksaan  Visus  merupakan  suatu  pemeriksaan  yang  paling sering dilakukan untuk melihat fungsi penglihatan seseorang, visus juga termasuk metoda yang rutin dan standar untuk menentukan keadaan media okuler (kornea, lensa dan vitreous) dan fungsi pathway penglihatan dari retina sampai otak.

Menggunakkan Snellen Chart Proyektor ini pasien akan diberikan test untuk mengenali beberapa obyek, warna ataupun huruf dengan ukuran yang bermacam-macam pada Snellen Chart. Seperti nonton bioskop saja deh, nanti tinggal memilih slide yang diinginkan dengan remote. Bisa juga dengan program slide show yang secara otomatis akan memutar slide sesuai dengan urutan chart yang diprogram.


2. LCD Snellen Chart

lcd+snellen
LCD Snellen Chart



Fungsinya sama dengan di atas untuk pemeriksaan visus, tetapi menggunakkan media LCD. Ada juga yang lain yang menggunakkan media visual light box. Dilengkapi dengan remote control untuk pemilihan gambar yang akan ditampilkan.

3. Phoropter


Phoropter
Phoropter
Phoropter adalah instrumen untuk mengukur ametropias, phorias dan amplitudo akomodasi mata, yang terdiri dari berbagai lensa coba yang berbeda digunakan menilai refraksi mata selama pengujian penglihatan, sehingga diketahui kesalahan bias pasien dan menentukan resep kacamatanya.

4. Slit Lamp

slit+lamp
Slit Lamp


Adalah instrumen yang digunakan untuk memeriksa penyakit/kelainan pada mata yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang, ada yang mengartikan sama dengan mikroskop mata. Mata pasien akan diberi sumber cahaya intensitas tinggi yang difokuskan ke mata. Pemeriksaan meliputi kelopak mata, sklera, konjungtiva, iris, lensa kristal, dan kornea. Pemeriksaan slit lamp memberikan pandangan diperbesar stereoskopik dari struktur mata secara rinci, memungkinkan diagnosis secara anatomi dibuat untuk berbagai kondisi mata.


5. Autorefraktometer/Keratometer


autorefractometer
AutoRefraktometer


Adalah instrumen yang dikendalikan komputer yang digunakan selama pemeriksaan mata untuk memberikan pengukuran yang objektif kesalahan bias seseorang dan resep untuk kacamata atau lensa kontak, mengukur kekuatan refraksi kornea secara otomatis. Hal ini dicapai dengan mengukur bagaimana cahaya berubah karena memasuki mata seseorang.

Teknik refraksi dilakukan secara cepat, sederhana dan tidak menyakitkan. Pasien mengambil kursi dan menempatkan mereka pada dagu istirahat. Satu mata pada satu waktu, mereka melihat ke dalam mesin di dalam gambar. Gambar bergerak masuk dan keluar dari fokus dan mesin akan mengambil pembacaan untuk menentukan kapan gambar pada retina. Pembacaan Data oleh instrumen diambil  rata-rata untuk membentuk resep.

6. Lensometer 

lensometer
Lensometer

Adalah instrumen optik yang digunakan untuk mengukur kekuatan lensa (Dioptri), mengetahui arah base lensa prisma dan mengetahui titik fokus sebuah lensa.

Dalam perkembangannya Automatic Lensometer dapat pula dipergunakan untuk mengukur nilai kemampuan material lensa dalam menahan radiasi sinar Ultra Violet (UV).


7. Non Contact Tonometer




tonometer
Pemeriksaan Non Contact Tonometer
Alat pengukur tekanan bola mata (Tekanan Intra Okuler) secara otomatis, tanpa menyentuh bola mata. Terutama digunakan untuk pengendalian penyakit glaukoma.
 

8. Automatic Perimeter


humphrey+field

Instrumen ini digunakan untuk memeriksa lapang pandangan yang terganggu dan mengevaluasi penglihatan perifer, terutama untuk pencegahan dan pengawasan penyakit glaukoma.

9. Optical Coherence Tomography (OCT)


Tonometer
Adalah instrumen teknologi tinggi yang melakukan pencitraan resolusi tinggi cross-sectional. OCT mempunyai analogi yang hampir sama dengan pencitraan USG, kecuali bahwa ia menggunakan cahaya, bukan gelombang us. OCT dapat memberikan gambar penampang struktur jaringan pada skala mikron di tempat dan real time, guna menvisualisasikan perubahan yang terjadi akibat suatu penyakit pada retina mata. Alat ini tidak kontak langsung dengan bola mata sehingga dapat mengurangi efek samping yang merugikan mata.

10.  Streak Retinoscope 

Streak+Retinoscope
Retinoscope adalah teknik untuk mendapatkan pengukuran yang objektif dari kesalahan bias mata pasien. Dokter menggunakan retinoscope untuk memberikan sinar cahaya ke mata pasien dan mengamati pantulan (refleks) dari retina pasien. Sementara memindahkan streak atau spot cahaya melewati pupil, dokter mengamati pergerakan relatif refleks kemudian menggunakan phoropter atau secara manual menempatkan lensa atas mata (menggunakan bingkai percobaan dan trial lensa) untuk "menetralkan" refleks.

11. PD Meter

pd-meter
PD Meter

adalah instrumen presisi optik digital yang digunakan untuk mengukur jarak antara pupil manusia dalam proses optometri untuk pas kacamata.

12. Binocular Indirect Ophthalmoscope 

inDirect+Ophthalmoscope
Pemeriksaan BIO
  Adalah teknik yang digunakan untuk mengevaluasi seluruh mata fundus. Tersedia untuk stereoskopik, lebar siku, resolusi tinggi dilihat dari seluruh fundus dan vitreous atasnya. Prinsip optik dan pilihan pencahayaan memungkinkan visualisasi fundus terlepas dari ametropia tinggi, media okular kabur, atau kekeruhan pusat.

Sumber fokus cahaya diarahkan ke mata pasien menghasilkan pengamatan tercermin dari retina. Gambar yang dihasilkan adalah nyata, diperbesar, terbalik kiri ke kanan, atas terbalik ke bawah dan terletak antara pemeriksa dan lensa condenser. Pengamat memandang gambar ini melalui oculars dari indirect ophthalmoscope.

Terapi HBOT (Hiperbaric Oxygen Theraphy)

BANYAK di antara kita tidak mengetahui betapa pentingnya oksigen untuk menyembuhkan jaringan tubuh yang rusak dengan tepat, baik di kulit, otot ataupun tulang. Terapi oksigen hiperbarik adalah suatu metode pengobatan dengan cara memberikan pernapasan oksigen 100% murni kepada pasien. Tekanan udara yang diberikan mencapai 2-3x lebih besar daripada tekanan udara atmosfer normal (satu atmosfer)

hiperbarik


SEJARAH TERAPI HIPERBARIK


Terapi Oksigen hiperbarik pertamakali oleh Behnke 1930 digunakan untuk rekompresi (mengembalikan tekanan) para penyelam untuk menghilangkan simptom penyakit dekompresi (Caisson’s Disease) setelah menyelam. Penyakit dekompresi adalah penyakit yang terjadi karena perubahan tekanan. Misalnya saat kita menyelam atau kalo kita naik pesawat terbang tekanan naik), akan terjadi pelepasan dan mengembangnya gelembung2 gas dalam organ. Jika kita kembali ke tekanan awal, maka akan terjadi perubahan tekanan yang dapat menganggu fungsi beberapa organ tubuh / penyakit dekompresi

Pemakaian Oksigen Hiperbarik dikembangkan sebagai komplemen terhadap efek radiasi pada perawatan kanker oleh Churchill Davidson pada tahun 1950 selain dikenal sebagai perawatan penunjang selama pembedahan jantung, perawatan gas gangrene klostridial, dan perawatan terhadap keracunan karbon monoksida. Oksigen hiperbarik mulai dikenal untuk menunjang penyembuhan luka pada tahun 1965 pada korban luka akibat ledakan pada tambang minyak dengan keracunan karbon monoksida diketahui dengan penggunaan oksigen hiperbarik, penyembuhan terjadi lebih cepat.

Dasar dari terapi hiperbarik sedikit banyak mengandung prinsip fisika. Teori Toricelli yang mendasari terapi digunakan untuk menentukan tekanan udara 1 atm adalah 760 mmHg. Dalam tekanan udara tersebut komposisi unsur-unsur udara yang terkandung di dalamnya mengandung Nitrogen (N2) 79 % dan Oksigen (O2) 21%. Dalam pernafasan kita pun demikian. Pada terapi hiperbarik oksigen ruangan yang disediakan mengandung Oksigen (O2) 100%. Terapi hiperbarik juga berdasarkan teori fisika dasar dari hukum-hukum Dalton, Boyle, Charles dan Henry.

Sedangkan prinsip yang dianut secara fisiologis adalah bahwa tidak adanya O2 pada tingkat seluler akan menyebabkan  gangguan kehidupan pada semua organisme. Oksigen yang berada di sekeliling tubuh manusia masuk ke dalam tubuh melalui cara pertukaran gas. Fase-fase respirasi dari pertukaran gas terdiri dari fase ventilasi, transportasi, utilisasi dan diffusi. Dengan kondisi tekanan oksigen yang tinggi, diharapkan matriks seluler yang menopang kehidupan suatu organisme mendapatkan kondisi yang optimal.

Terapi oksigen hiperbarik (HBOT) adalah terapi medis dimana pasien dalam suatu ruangan menghisap oksigen tekanan tinggi (100%) atau pada tekanan barometer tinggi (hyperbaric chamber). Kondisi lingkungan dalam HBOT bertekanan udara yang lebih besar dibandingkan dengan tekanan di dalam jaringan tubuh (1 ATA). Keadaan ini dapat dialami oleh seseorang pada waktu menyelam atau di dalam ruang udara yang bertekanan tinggi (RUBT) yang dirancang baik untuk kasus penyelaman maupun pengobatan penyakit klinis. Individu yang mendapat pengobatan HBOT adalah suatu keadaan individu yang berada di dalam ruangan bertekanan tinggi ( 1 ATA) dan bernafas dengan oksigen 100%. Tekanan atmosfer pada permukaan air laut sebesar 1 atm. Setiap penurunan kedalaman 33 kaki, tekanan akan naik 1 atm. Seorang ahli terapi hiperbarik, Laksma Dr. dr. M. Guritno S, SMHS, DEA yang telah mendalami ilmu oksigen hiperbarik di Perancis selama 5 tahun menjelaskan bahwa terdapat dua jenis dari terapi hiperbarik, efek mekanik dan fisiologis. Efek fisiologis dapat dijelaskan melalui mekanisme oksigen yang terlarut plasma. Pengangkutan oksigen ke jaringan meningkat seiring dengan peningkatan oksigen terlarut dalam plasma.

Mekanisme HBOT

HBOT memiliki mekanisme dengan memodulasi nitrit okside (NO) pada sel endotel. Pada sel endotel ini HBOT juga meningkatkan intermediet vaskuler endotel growth factor (VEGF). Melalui siklus Krebs terjadi peningkatan NADH yang memicu peningkatan fibroblast. Fibroblast yang diperlukan untuk sintesis proteoglikan dan bersama dengan VEGF akan memacu kolagen sintesis pada proses remodeling, salah satu tahapan dalam penyembuhan luka.

Mekanisme di atas berhubungan dengan salah satu manfaat utama HBOT yaitu untuk wound healing. Pada bagian luka terdapat bagian tubuh yang mengalami edema dan infeksi. Di bagian edema ini terdapat radikal bebas dalam jumlah yang besar. Daerah edema ini mengalami kondisi hipo-oksigen karena hipoperfusi. Peningkatan fibroblast sebagaimana telah disinggung sebelumnya akan mendorong terjadinya vasodilatasi pada daerah edema tersebut. Jadilah kondisi daerah luka tersebut menjadi hipervaskular, hiperseluler dan hiperoksia. Dengan pemaparan oksigen tekanan tinggi, terjadi peningkatan IFN-γ, i-NOS dan VEGF. IFN- γ menyebabkan TH-1 meningkat yang berpengaruh pada B-cell sehingga terjadi pengingkatan Ig-G. Dengan meningkatnya Ig-G, efek fagositosis leukosit juga akan meningkat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada luka, HBOT berfungsi menurunkan infeksi dan edema..

Adapun cara HBOT pada prinsipnya adalah diawali dengan pemberianO2 100%, tekanan 2 – 3 Atm . Tahap selanjutnya dilanjutkan dengan pengobatan decompresion sickness. Maka akan terjadikerusakan jaringan, penyembuhan luka, hipoksia sekitar luka. Kondisi ini akan memicu meningkatnya fibroblast, sintesa kolagen, rasio RNA/DNA, peningkatan leukosit killing, serta angiogenesis yang menyebabkan neovaskularisasi jaringan luka. Kemudian akan terjadi peningkatan dan perbaikan aliran darah mikrovaskular. Densitas kapiler meningkat sehingga daerah yang mengalami iskemia akan mengalami reperfusi. Sebagai respon, akan terjadi peningkatan NO hingga 4 – 5 kali dengan diiringi pemberian oksigen hiperbarik 2-3 ATA selama 2 jam. Hasilnya pun cukup memuaskan, yaitu penyembuhan jaringan luka. Terapi ini paling banyak dilakukan pada pasien dengan diabetes mellitus dimana memiliki luka yang sukar sembuh karena buruknya perfusi perifer dan oksigenasi jaringan di distal.

Indikasi-indikasi lain dilakukannya HBOT adalah untuk mempercepat penyembuhan penyakit, luka akibat radiasi, cedera kompresi, osteomyelitis, intoksikasi karbonmonoksida, emboli udara, gangren, infeksi jaringan lunak yang sudah nekrotik, Skin graft dan flap, luka bakar, abses intrakranial dan anemia.

Prosedur pemberian HBOT yang dilakukan pada tekanan 2-3 ATA-90 dengan O2 intermitten akan mencegah keracunan O2. Menurut Paul Bert, efeksamping biasanyaakan mengenai sistem saraf pusat seperti timbulnya mual, kedutan pada otot muka dan perifer serta kejang. Sedang menurut Lorrain Smith, efek samping bisamengenai paru-paru yaitu batuk, sesak dan nyeri substernal.

HBOT Meningkatkan Sensitivitas Radioterapi

Penanganan kanker pada umumnya melalui tahapan terapi operasi, radioterapi, kemoterapi dan hormonal. Seiring perkembangan ilmu dan teknologi, oksigen hiperbarik dan herbal merupakan salah satu pilihan untuk meningkatkan sensitifitas efek radioterapi sehingga dapat membantu menekan angka kematian dan meningkatkan angka harapan hidup. Rumkital Dr. Ramelan Surabaya telah memiliki Instalasi Radioterapi dan Oksigen yang merupakan bagian dari unggulan fasilitas kesehatan.

Penelitian hubungan tekanan oksigen dengan radioterapi pada manusia sudah dimulai sejak tahun 1910 oleh Deche. Sedangkan menurut Guritno, yang pada saat diwawancarai masih menjabat sebagai direktur RSAL Dr Ramelan Surabaya, HBOT bermanfaat untuk meningkatkan sensitivitas sel tumor pada radioterapi. Karena pada kondisi hipoksia sensitifitas sel tumor menurun, sehingga dengan HBOT yang meningkatkan perfusi. Dengan demikian akan tercipta kondisi hiperoksia yang menyebabkan sensitifitas sel tumor meningkat. HBOT tentunya juga akan bermanfaat pada healing injury post radioterapi.

Studi dan telaah dilakukan seorang ahli HBOT muda, dr. Arie Widiyasa Sp.OG, Kabag KESLA RSAL Ilyas Tarakan, mengenai pengaruh HBOT terhadap kanker serviks. Kombinasi antara radiasi baik eksternal atau brachiterapi atau keduanya yang dikombinasikan dengan pemberian HBOT akan meningkatkan radiosensitivitas sel kanker serviks. Salah satu modalitas yang dapat dikembangkan saat ini adalah terapi dengan menggunakan oksigen bertekanan tinggi diberikan dengan tekanan 2,0 ATA, 2,4 ATA atau 3 ATA sebanyak 20 – 30 kali dapat dipertimbangkan walau harus tetap mempertimbangkan untung ruginya tindakan tersebut. HBOT dapat memperbaiki sensitivitas sel tumor, meningkatkan persentase angka survival rate, tak jelas dapat mencegah rekurensi atau menurunkan angka kematian. Dengan demikian komplikasi pemberian radioterapi dosis tinggi dapat dicegah sebelum kerusakan menjadi berat dan irreversibel.

Manfaat pada Pasien Post Radioterapi


Dewasa ini terapi radiasi dinilai cukup efektif untuk menangani beberapa kasus kanker yang tidakoperable. Namun efek samping radiasi yang bersifat sistemik agaknya sulit untuk dihindari. Contohnya pada radioterapi pelvis yang akan menyebabkan rusaknya epitel, parenkim, stroma, vaskuler rektum dan berujung pada terbentuknya striktur dan fistula. Sayangnya pula terapi yang dilakukan terhadap efek samping tersebut sering tidak berhasil sehingga akan terjadi kerusakan komplek serta terbentuknya mediator yang menyebabkan vasodilatasi, peningkatan permeabilitas pembuluh darah, kemotaksis, demam, rasa sakit dan kerusakan jaringan. 

American Society for Therapeutic Radiology and Oncology membuat sistem scoring efek samping akut dan efek samping lama.

Penggunaan hiperbarik oksigen untuk pengobatan suatu penyakit sudah lama digunakan, dan perkembangannya sangat pesat di beberapa negara.

Terapi ini menjadi dikenal di Indonesia, pada saat bencana alam Tsunami Aceh, atau bencana gempa di Bantul, dimana banyak orang yang terancam diamputasi kakinya karena tertimpa bangunan atau luka yang parah. Terapi oksigen hiperbarik terbukti ampuh sebagai terapi penunjang (selain terapi obat oleh dokter) yang dapat menghindarkan dari ancaman amputasi organ tubuh.

Selain itu terapi oksigen hiperbarik dapat mengobati penyakit degeneratif kronis seperti arterio sclerosis, stroke, penyakit pembuluh darah perifer, ulser diabetik, serebral palsy, trauma otak, slerosis multiple dan penyembuhan luka. Terapi ini meluas pemakaiannya sebagai terapi kebugaran tubuh dan untuk kecantikan sebagai terapi supaya awet muda.

Di Indonesia perkembangannya diawali dengan keberadaan instalasi ruang kompresi pada saat dibangunnya Graving dock, di Ujung, Surabaya yang digunakan untuk mengobati penderita dekompresi. Sampai saat ini fasilitas hiperbarik tersedia di beberapa rumah sakit di Indonesia terutama rumah sakit TNI AL dan rumah sakit yang berhubungan dengan pertambangan :


- RS PT Arun, Aceh;

- RSAL Dr Midiyatos, Tanjung Pinang;

- RSAL Dr Mintohardjo, Jakarta;

- RS Pertamina Cilacap;

- RS Panti Waluyo, Solo;

- Lakesla TNI AL, Surabaya;

- RSU Sanglah, Denpasar;

- RS Pertamina Balikpapan;

- RSU Makasar;

- RS Gunung Wenang, Manado;

- RSAL Halong, Ambon;

- RS Petromer, Sorong.


Terapi oksigen hiperbarik dilakukan pada suatu ruang hiperbarik (Hyperbaric chambers) yang dibedakan menjadi 2 yaitu : Multiplace dan Monoplace. Multiple chamber dapat digunakan untuk beberapa penderita pada waktu yang bersamaan, sedangkan pada monoplace digunakan untuk pengobatan satu orang penderita saja .Tidak perlu penggunaan masker atau sarung tangan dalam chamber kecuali pada kasus keracunan karbon monoksida atau inhalasi asap. Di dalam ruangan, chamber  penderita dapat melakukan aktivitas apa saja seperti mendengarkan musik, membaca, atau bahkan senam aerobik. Hehehe. Untuk Penelitian, hewan coba pun bisa dimasukkan chamber.

Dosis Perawatan oksigen Hiperbarik yaitu dengan memberikan tekanan 100 % oksigen yang lebih besar dari tekanan oksigen murni secara terus menerus pada tubuh, dengan tekanan sebesar 2 atmosphere absolute (ATA) sampai 3 ATA. Untuk perawatan luka khusus bagi kecelakaan penyelaman, kasus yang menggunakan hiperbarik oksigen pertamakali, membutuhkan tekanan 100% oksigen selama 90 menit pada kedalaman 45 feet of sea water (fsw) – 13.7m of sea water (msw) or 1.38 bar atau sesuai dengan 2,36 (ATA). Dosis yang digunakan pada perawatan HBOT tidak boleh lebih dari 3 ATA karena tidak aman untuk pasien dengan status debil selain berkaitan dengan lamanya perawatan yang dibutuhkan, juga dikatakan bahwa tekanan diatas 2,5 ATA mempunyai efek imunosupresif.


Pada kebanyakan perawatan, waktu setiap sesi HBOT adalah 90 menit sampai 120 menit sekali  sampai dua kali dalam sehari isesuaikan dengan kondisi jaringan serta perawatan yang diperlukan. Biasanya sebagai terapi dibutuhkan 10 sesi perawatan ( untuk kebugaran tubuh dan kecantikan ) atau lebih sesuai dengan kondisi.


Perawatan HBOT berfungsi untuk :

1. Meningkatkan konsentrasi oksigen pada seluruh jaringan tubuh, bahkan pada aliran darah yang berkurang

2. Merangsang pertumbuhan pembuluh darah baru untuk meningkatkan aliran darah pada sirkulasi yang berkurang.

3. Menyebabkan pelebaran arteri rebound sehingga meningkatkan diameter pembuluh darah, dibanding pada permulaan terapi.

4. Merangsang fungsi adaptif pada peningkatan superoxide dismutase (SOD), merupakan salah satu anti oksidan dalam tubuh untuk pertahanan terhadap radikal bebas dan bertujuan mengatasi infeksi dengan meningkatkan kerja sel darah putih sebagai antibiotic pembunuh kuman.


Untuk biaya, cukup murah kok. Sekitar Rp 1.300.000,- untuk sepuluh kali sesi pertemuan. Mau coba?

Hemodialisis Cuci Darah

   
Hemodialisis adalah sebuah terapi medis. Kata ini berasal dari kata haemo yang berarti darah dan dilisis yang berarti dipisahkan. Hemodialisis merupakan salah satu dari Terapi Pengganti Ginjal, yang digunakan pada penderita dengan penurunan fungsi ginjal, baik akut maupun kronik. Hemodialisis dapat dikerjakan untuk sementara waktu (misalnya pada Gagal Ginjal Akut) atau dapat pula untuk seumur hidup (misalnya pada Gagal Ginjal Kronik).

Hemodialisis berfungsi membuang produk-produk sisa metabolisme seperti potassium dan urea dari darah dengan menggunakan mesin dialiser. Mesin ini mampu berfungsi sebagai ginjal menggantikan ginjal penderita yang sudah rusak kerena penyakitnya, dengan menggunakan mesin itu selama 24 jam perminggu, penderita dapat memperpanjang hidupnya sampai batas waktu yang tidak tertentu.

Prinsip dari Hemodialisis adalah dengan menerapkan proses osmotis dan ultrafiltrasi pada ginjal buatan, dalam membuang sisa-sisa metabolisme tubuh. Pada hemodialisis, darah dipompa keluar dari tubuh lalu masuk kedalam mesin dialiser ( yang berfungsi sebagai ginjal buatan ) untuk dibersihkan dari zat-zat racun melalui proses difusi dan ultrafiltrasi oleh cairan khusus untuk dialisis (dialisat). Tekanan di dalam ruang dialisat lebih rendah dibandingkan dengan tekanan di dalam darah, sehingga cairan, limbah metabolik dan zat-zat racun di dalam darah disaring melalui selaput dan masuk ke dalam dialisat. Proses hemodialisis melibatkan difusi solute (zat terlarut) melalui suatu membrane semipermeable. Molekul zat terlarut (sisa metabolisme) dari kompartemen darah akan berpindah kedalam kompartemen dialisat setiap saat bila molekul zat terlarut dapat melewati membran semipermiabel demikian juga sebaliknya. Setelah dibersihkan, darah dialirkan kembali ke dalam tubuh.

dialysis

 Mesin hemodialisis (HD) terdiri dari pompa darah, sistem pengaturan larutan dialisat, dan sistem monitor. Pompa darah berfungsi untuk mengalirkan darah dari tempat tusukan vaskuler ke alat dializer. Dializer adalah tempat dimana proses HD berlangsung sehingga terjadi pertukaran zat-zat dan cairan dalam darah dan dialisat. Sedangkan tusukan vaskuler merupakan tempat keluarnya darah dari tubuh penderita menuju dializer dan selanjutnya kembali lagi ketubuh penderita. Kecepatan dapat di atur biasanya diantara 300-400 ml/menit. Lokasi pompa darah biasanya terletak antara monitor tekanan arteri dan monitor larutan dialisat. Larutan dialisat harus dipanaskan antara 34-39 C sebelum dialirkan kepada dializer. Suhu larutan dialisat yang terlalu rendah ataupun melebihi suhu tubuh dapat menimbulkan komplikasi. Sistem monitoring setiap mesin HD sangat penting untuk menjamin efektifitas proses dialisis dan keselamatan.

Dialisator tersedia dalam berbagai jenis ukuran. Dialisator yang ukurannya lebih besar mengalami peningkatan dalam membran area, dan biasanya akan memindahkan lebih banyak padatan daripada dialisator yang ukurannya lebih kecil, khususnya dalam tingkat aliran darah yang tinggi. Kebanyakan jenis dialisator memiliki permukaan membran area sekitar 0,8 sampai 2,2 meter persegi dan nilai KoA memiliki urutan dari mulai 500-1500 ml/min. KoA yang dinyatakan dalam satuan ml/min dapat diperkirakan melalui pembersihan maksimum dari dialisator dalm tekanan darah yang sangat tinggi dari grafik tingkat alirannya. Secara singkat konsep fisika yang digunakan dalam hemodialisis adalah konsep fluida bergerak. Syarat fluida yang ideal yaitu cairan tidak viskous (tidak ada geseran dalam), keadaan tunak (steady state) atau melalui lintasan tertentu, mengalir secara stasioner, dan tidak termampatkan (incompressible) serta mengalir dalam jumlah cairan yang sama besarnya (kontinuitas).

Hemodialisis mempunyai beberapa keuntungan, diantaranya sebagai berikut :
  1. Tidak ada nyeri/sakit selama prosedur.
  2. Dilaksanakan secara santai, pasien bisa sambil makan/nonton TV, baca buku dll.
  3. Hemodialisis sebagai terapi dapat meningkatkan kualitas hidup pasien dan memperpanjang usia.Namun, tindakan itu tak bebas risiko. Selain kesiapan tenaga kesehatan di unit dialisis untuk mengatasi komplikasi, kesiapan pasien secara psikologis dan dukungan keluarga berperan penting dalam keberhasilan hemodialisis.
  4. Hemodialisis dapat sedini mungkin menghambat progresivitas penyakit. Yaitu, jika pengeluaran kreatinin 9-14 ml/menit/1,73 m2, baik pada penderita diabetes maupun nondiabetes. Hemodialisis bisa dimulai lebih awal pada pasien malnutrisi, pasien mengalami kelebihan cairan tubuh, penurunan kesadaran, kejang, radang kandung jantung, hiperkalemia (meningginya kadar kalium darah), serta asidosis metabolik berulang. Kreatinin adalah zat racun dalam darah, terdapat pada seseorang yang ginjalnya sudah tidak berfungsi dengan normal.
  5. Hemodialisis dapat dilakukan pada pasien gagal ginjal akut dan gagal ginjal kronik
  6. Hemodialisis dapat dilakukan pada pasien gagal ginjal karena sumbatan batu yang akan menjalani operasi dan pasien yang menunggu cangkok ginjal.


Banyak beberapa merk dialysis machine yang sudah dipakai di beberapa Rumah Sakit antara lain :
  • B Braun
  • Fresenius
  • Nipro
  • Baxter
  • Nikkiso

CARA MENGGUNAKAN SYRINGE PUMP TE-311S

 SYRINGE PUMP TERUMO TE-311S

te+331s

 Sebelum pemakaian pertama, mesin disambungkan ke sumber listrik (charge) selama 15 jam

1.    Angkat clamp unit, kemudian pasang plunger syringe/spuit dengan benar.
2.    Tekan clutch kemudian posisikan syringe dengan benar
3.    Kembalikan posisi clamp unit pada tempat semula
4.    Tekan tombol “Power”
5.    Tekan tombol Rate/D.Limit/ml (SELECT), hingga muncul “RATE” pada display, putar dial setting yang berada di bagian samping pump.
6.    Setelah angka delivery rate di-set, tekan tombol ‘START’
7.    Lampu indikator menyala warna hijau (berputar), berarti mesin sudah beroperasi

SETTING OCCLUSION LIMIT
1.    Mesin dalam kondisi hidup
2.    Tekan tombol “Stop Silence” bersamaan dengan “Clear ml” hingga muncul tulisan “BEL, 1/2/3” pada display.
3.    Setelah itu tahan penekanan pada tombol “Stop Silence” jangan dilepas, untuk melakukan pemilihan BEL yang diinginkan, lakukan penekanan pada “Clear ml”. Sampai tingkat volume yang diinginkan tercapai.

SETTING BELL
1.    Mesin dalam kondisi menyala atau hidup
2.    Tekan tombol “STOP Silence” bersamaan dengan Clear ml” hingga muncul tulisan “BEL, 1/2/3” pada display.
3.    Setelah itu tahan penekanan pada tombol “Stop Silence” jangan dilepas, untuk melakukan pemilihan BEL yang diinginkan, lakukan penekanan pada “Clear ml”. Sampa tingkat volume yang diinginkan tercapai.

SETTING SYRINGE

1.    Mesin dalam kondisi mati (off)
2.    Tekan tombol “Stop Silence”, Rate/Limit/ml (Select) and Power bersamaan hingga muncul tulisan “Syr” pada display lalu “Syr 11”
3.    Masukkan nomor kode syringe yang diinginkan dengan men”dial”
4.    Untuk menyimpan data tsb tekan tombol “START” hingga muncul tulisan “GOOD” pada display
5.    Setelah itu, matikan kembali mesin dan nyalakan kembali maka jenis syringe yang di setting akan muncul pad adisplay sesaat setelah dinyalakan.

SETTING NEARLY EMPTY

1.    Mesin dalam kondisi mati (off)
2.    Tekan tombol “ON” dan “STOP” bersamaan hingga muncul tulisan “USER”, display akan berkedip, masukkan angka 331, dengan men”dial”
3.    Tekan tombol “Stop” hingga muncul tulisan “rALI” pad display 4. Tekan tombol “Select” hingga muncul tulisan “Spc1”, tekan tombol “Select” Lagi, muncul tulisan “NEAR”
4.    Tekan tombol “Stop” hingga muncul tulisan “ ---- “, masukkan angka nearly empty yang diinginkan. ( 3 -30 menit / kelipatan 3 ).
5.    Untuk menyimpan data tsb tekan tombol “START”, hingga muncul tulisan “GOOD”

MENGAKTIFKAN TOMBOL PENGUNCI
1.    Pada saat mesin sedang dioperasikan, tekan tombol “D LIMIT” selama 2 detik sampai lampu indikator “RATE” berkedip-kedip.
2.    Tombol pengunci diaktifkan maka tombol STOP & START dalam posisi terkunci.
3.    Untuk non-aktifkan kembali fungsi ini. Tekan tombol “D LIMIT” selama 2 detik sampai lampu indikator “RATE” berhenti berkedip.
4.    Tombol STOP dan START berfungsi kembali.

MELIHAT “HISTORY”
1.    Tekan “ON” untuk menghidupkan mesin.
2.    Tekan “STOP” dan “START” bersamaan, hingga terdengar bunyi dan display akan menunjukkan “H***, *** menunjukkan history yang ada.
3.    Putar “dial” untuk memilih history yang diinginkan
4.    Tekan “Select”, display akan menunjukkan setiap detil data yang tersimpan.

MENGAKTIFKAN TOMBOL D LIMIT (DELIVERY LIMIT)

1.    Mesin dalam keadaan mati, tekan tombol ON/OF & STOP secara bersamaan a display “8888” a “ UsER”a”0”. Pada saat tampil “0” putar Dial dan enter pswd “331”
2.    Tekan tombol STOP a Display “rAL1”, tekan tombol D L:imit a Dsiplay “SPC1”
3.    Tekan tombol STOP a Display a “ dL on” atau “dl off”
4.    Tekan tombol STOP untuk memilih nilai setting
5.    Tekan dan tahan tombol START selama 1,5 detik, untuk menyimpan nilai setting, Display a “good”
6.    Display kembali menampilkan “SPC 1”
7.    Matikan unit


Sumber : User Manual TE-311S

CARA MENGGUNAKAN INFUS PUMP TE-112

INFUSION PUMP TERUMO TE-112

tee112

Pada saat pertama kali menggunakan, sambungkan kabel mesin ke sumber listrik selama 12 jam, mesin dalam posisi off.

1.   Sambungkan kabel power ke mesin dan sumber listrik
2.   Tekan tombol power ON, mesin akan melakukan “self checking”,
       semua tombol alarm akan menyala. Display akan terbaca JJJJ atau tttt
3.    Bila display terbaca JJJJ (posisi 1), berarti harus digunakan set infus
       khusus pump TS*PA atau TS*PM, bila display terbaca tttt (posisi 2),   berarti harus digunakan set infus biasa TS*A atau TK*A.
4.    Lakukan priming pada set infus, pastikan tidak ada udara di sepanjang selang.
5.    Posisikan roller klem di bawah pump. Buka pintu pump, geser klem yang terletak di bawah lalu pasang set infus dan pastikan posisi set infus dalam posisi lurus, tutup kembali pintu pump.
6.    Pasang drip sensor pada ruang penetesan (chamber) set infus, di antara permukaan cairan dan drip nozzle
7.    Tekan topmbol INFUSION SET “15”19”20”60”, sesuai dengan set infus yang digunakan. Alur kecepatan aliran (Delivery Rate) sesuai yang dikehendaki lalu tekan tombol


^^ Puluhan naik  ^  Satuan naik
vv  Puluhan turun  v Satuan turun

Catatan :

Untuk set infus “15”19”20 tetes/ml. Max kecepatan adalah 300 ml/jam atau 75 tetes/mt.
Untuk set infus ‘60’ tetes/ml Max. kecepatan adalah 100 ml/jam atau 100 tetes/mnt

Isi nilai D.Limit (delivery Limit) dengan menekan tombol SELECT lalu tekan tombol

^^ Puluhan naik  ^  Satuan naik
vv  Puluhan turun  v Satuan turun

Jika tidak menginginkan nilai D. Limit, biarkan D.Limit ----
Pastikan D. Limit tidak terisi angka 0, karena pump tidak dapat dioperasikan.

8.    Buka roler klem
9.    Tekan tombol START, lampu indikator operation akan menyala, hijau. Berarti mesin mulai beroperasi.
10.    Bila akan menghapus jumlah cairan yang sudah masuk ke pasien, tekan tombol STOP, lalu tekan tombol ml CLEAR selama 2 detik.
11.    Lampu “COMPLETION” akan menyala bila volume cairan yang masuk sudah mencapai D. Limit yang diinginkan, lampu indikator  akan berwarna merah. Pada situasi ini, mesin masih berjalan dengan kecepatan minimal (1 ml/jam), untuk menjaga kepatenan IV kateter di dalam vena.
12.    Untuk mengakhiri pemakaian infus pump, tekan tombol STOP, buka pintu pump, lepaskan set infus dari mesin, dan matikan mesin dengan menekan tombol POWER.

Sumber : User Manual TE=112