Cari Blog Ini

Selasa, 24 Februari 2015

URINE ANALYZER
 



PRINSIP KERJA:

Urine analyzer adalah alat semi-otomatis untuk pengecekan yang dilakukan diluar tubuh untuk mendapatkan hasil pengecekan urine dengan hasil yang lebih tepat.

Urine Analyzer digunakan untuk membaca dan mengevaluasi hasil dari Urine Test Strip. (Contoh: Chemstrip 10MD*, Chemstrip 7,  dan Chemstrip 5 OB)

Strip tes urine ini digunakan untuk strip multiparameter penentuan berat jenis, pH, leukosit, nitrit, protein, glukosa, keton, urobilinogen,bilirubin dan darah dalam urin.

Urine Analyzer adalah alat fotometer reflektansi (reflectance photometer).Urine Analyzer membaca strip tes urine pada kondisi standar, menyimpan hasil ke memori dan menampilkan hasil melalui printer built-in dan / atau serial interface pada alat tersebut.

Urine Analyzer menstandarisasi hasil ‘Urine Test Strip’ dengan dengan menghilangkan faktor-faktor yang diketahui dapat mempengaruhi evaluasi/pengecekan secara  visual pada strip tes urine.



CARA KERJA:

Strip uji ditempatkan pada baki geser, lalu motor penggerak bergerak kedalam alat pembaca.
Analisa pad membaca referensi, diikuti oleh masing-masing dari bagian uji pada strip. Alat pembaca berisi LED yang memancarkan cahaya pada berbagai macam panjang gelombang.

Pembacaan dilakukan secara ‘electro-optically’ yang dilakukan sebagai berikut:

LED memancarkan cahaya dari panjang gelombang yang ditetapkan ke permukaan test pad pada sudut optimal. Lampu yang mengenai ‘test zone’ (zona uji) terpantul secara proporsional dengan warna yang dihasilkan pada test pad dan ditangkap oleh detektor.

Sebuah phototransistor diposisikan tepat di atas zona uji. Phototransistor mengirimkan sebuah sinyal listrik analog ke A / D converter, yang berubah ke bentuk digital.

Mikroprosesor kemudianmengkonversi pembacaan digital menjadi nilai reflektansi relatif dengan mengacu pada standar kalibrasi.

Akhirnya, sistem membandingkan nilai reflektansi dengan batas jangkauan yang ditetapkan (reflektansi nilai-nilai yang diprogram ke dalam analisa untuk setiap parameter) dan output hasil semi-kuantitatif. Setiap pad tes membaca photometrically sekitar 55-65 detik. Dalam sampel urin yang sangat basa, Urine Analyzer secara otomatis mengoreksi hasil tes berat jenis







Berikut ini adalah daftar prinsip-prinsip uji spesifik untuk setiap parameter:

Berat Jenis: Dengan adanya kation, proton yang dilepaskan oleh zat pengompleks dalam pad tes. Indikator bromthymol biru perubahan dari biru melalui biru-hijau ke kuning.

Uji pH: pad pengujian berisi indikator metil merah dan bromthymolbiru. Indikator-indikator ini memberikan perbedaan warna yang jelas pada rentang pH dari 5 sampai 9.1, Dua  warna berkisar dari oranye ke kuning dan hijau ke biru.

Uji Leukosit: leukosit granulocytic mengandung esterases yang mengkatalisis hidrolisis dari suatu indoxylcarbonic asam ester menjadi indoxyl. Indoxyl yang terbentuk bereaksi dengangaram diazonium untuk menghasilkan warna ungu.

Uji Nitrit: Nitrit, jika ada, akan bereaksi dengan amina aromatik untuk memberikan garam diazonium, lelu terangkai dengan senyawa lebih lanjut, menghasilkan pewarna merah-ungu azo

Uji Protein: Tes ini didasarkan pada perubahan warna indikator 3 ', 3 ",5', 5"-tetrachlorophenol-3, 4, 5, 6-tetrabromosulfophthalein dengan adanya protein. Reaksi positif ditunjukkan dengan perubahan warna dari kuning ke hijau muda atau hijau


Uji Glukosa: deteksi Glukosa didasarkan pada metode enzymatic glucose oxidase/peroxidase (GOD/POD) atau oksidasi /peroksidasi glukosa enzimatik Reaksi oksidasi glukosa memanfaatkan enzim untuk mengkatalisis pembentukan asam gluconic dan peroksida hidrogen dari oksidasi glukosa. Selanjutnya, enzim kedua, peroksidasi,mengkatalisis reaksi hidrogen peroksida dengan chromogen tetramethylbenzidine untuk membentuk kompleks pewarna hijau. Reaksi positif ditunjukkan dengan perubahan warna dari kuning ke hijau

Uji  Keton: Berdasarkan prinsip Legal’s Test, natrium nitroprussidedan glisin bereaksi dengan asetoasetat dan aseton dalam media alkali untuk membentuk kompleks pewarna ungu.Hasil positif ditunjukkan dengan perubahan warna dari krem ke ungu

Uji Urobilinogen: Urobilinogen digabungkan dengan 4-methoxybenzene-diazonium-tetrafluoroborate dalam asam media untuk membentuk zat warna azo merah

Uji Bilirubin: Deteksi bilirubin berdasarkan pada reaksi penggabungan dari garam diazonium dengan bilirubin dalam suatu asam menengah. Reaksi menghasilkan warna merah muda menjadi merah-ungu sebanding dengan konsentrasi totalbilirubin (Beberapa pengguna dapat menggambarkan ini sebagai krem pada warna persik.)

Uji Darah: Hemoglobin dan mioglobin, jika ada, mengkatalisisoksidasi indikator dengan peroksida organik terkandung dalam tes pad. Eritrosit hemolisis utuh pada tes pad dan hemoglobin membebaskan hemoglobin yang menghasilkan suatu titik hijau. Karena test pad menyerap beberapa microliter urin, eritrosit akan lebih terlihat. Pada set yang terpisah dari blok warna yang mewakili eritrosit dan hemoglobin. Titik hijau tersebar atau dipadatkan pada pad tes kuning adalah indikasi dari eritrosit utuh, atau mioglobin.


Parameter dan panjang gelombang yang ditinjau oleh Urine Analyzer pada Strip Test

Parameter
Panjang gelombang
Berat Jenis
620 nm
pH
620 nm / 557 nm
Leukosit
557 nm
Nitrit
557 nm
Darah (eritrosit)
620 nm / 557 nm
Glukosa
557 nm
Keton
557 nm
Urobilinogen
557 nm
Bilirubin
557 nm
Protein
557 nm

EMG (Electromyogram)






Beberapa istilah EMG

-Electromiografi : Teknik untuk merekam aktifitas kelistrikan yang dihasilkan otot

-Electromiograph : Alat diagnostik yang berfungsi untuk menghasilkan rekaman aktifitas kelistrikan otot rangka

-Electromiogram : Hasil rekaman diagnosa kelistrikan otot rangka


Fungsi dasar Pemerikasaan EMG
-Membantu membedakan antara gangguan otot primer seperti distrofi otot dengan gangguan sekunder
-Membantu menentukan penyakit degeneratif saraf sentral, kerusakan saraf, atau cedera saraf.
-Membantu mendiagnosa gangguan neuromuskular seperti myastenia grafis



Jenis Electroda

Electroda Indwelling


Electroda Surface














Cara pemasangan

1. Unipolar
Dilakukan dengan 1 elektroda terpasang pada otot yang diukur dan dibandingkan dengan electroda lain yang diletakkan di otot yang minim gerakan

2. Bipolar
Secara bipolar 2 electroda yang aktif diletakkan secara berdekatan di otot yang akan dikur dan dibandingkan dengan kondisi di ground




Teknik Pengukuran

Surface Electromograph (SEMG)
Teknik non-invasive untuk mengukur hasil aktifitas elektrik otot dari proses kontraksi dan relaksasi

Fire Wire Electromyogram (intramuscular EMG)
Teknik invasive untuk mengukur hasil aktifitas elektrik otot dari proses kontraksi dan relaksasi

Neuro Electrical Stimulation (NMES)
Burst dari pulsa elektrik merangsang kontraksi otot yang ditargetkan melalui elektrode

Sphygmomanometer ( Tensimeter )




Fungsi Alat
Sphygmomanometer adalah alat yang di gunakan untuk mengukur tekanan darah yang bekerja secara manual saat memompa maupun mengurangi tekanan pada manset dengan sistem non invasive.

Bagian-Bagian Alat
  • manset
  • bola tensi
  • selang
  • tabung skala
  • air raksa
Prinsip Kerja
Prinsip kerja alat pengukur tekanan darah (tensimeter) sama dengan U-Tube Manometer. Manometer adalah alat pengukur tekanan yang menggunakan tinggi kolom (tabung) yang berisi liquid statik untuk menentukan tekanan. Manset dipasang ‘mengikat’ mengelilingi lengan dan kemudian ditekan dengan tekanan di atas tekanan arteri lengan (brachial) dan kemudian secara perlahan tekanannya diturunkan. Pembacaan tinggi mercuri dalam kolom (tabung manometer) menunjukkan peak pressure (systolic) dan lowest pressure (diastolic).

Blok Diagram






Keterangan:
  • Pasien : Objek yang akan diperiksa tekanan darahnya
  • Cuff : manset yang berfungsi menahan laju aliran darah
  • Bulb & valve : memberi tekanan udara pada cuff dan air raksa
  • Measure unit: tempat air raksa dan melihat salit pengukuran tekanan darah

Pengoperasian (SOP)
  • Pemeriksa memasang kantong karet terbungkus kain (cuff) pada lengan atas.
  • Stetoskop ditempatkan pada lipatan siku bagian dalam.
  • Kantong karet kemudian dikembangkan dengan cara memompakan udara ke dalamnya. Kantong karet yang membesar akan menekan pembuluh darah lengan (brachial artery) sehingga aliran darah terhenti sementara.
  • Udara kemudian dikeluarkan secara perlahan dengan memutar sumbat udara.
  • Saat tekanan udara dalam kantong karet diturunkan, ada dua hal yang harus diperhatikan pemeriksa. Pertama, jarum penunjuk tekanan, kedua bunyi denyut pembuluh darah lengan yang dihantarkan lewat stetoskop. Saat terdengat denyut untuk pertama kalinya, nilai yang ditunjukkan jarum penunjuk tekanan adalah nilai tekanan sistolik.
  • Seiring dengan terus turunnya tekanan udara, bunyi denyut yang terdengar lewat stetoskop akan menghilang. Nilai yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk tekanan saat bunyi denyut menghilang disebut tekanan diastolik.

Kalibrasi
  • Buka tutup tabung air raksa, buka penutup tabung air raksa, keluarkan air raksa dengan hati-hati ke wadah yang aman.
  • Lepaskan, U-Tube, tabung air raksa, selang, bulb, dan manset dari casing Tensimeter.
  • Bersihkan bagian dalam U-Tube dan tabung air raksa, dari kotoran.
  • Pasang kembali U-tube, tabung raksa, selang, manset dan bulb, pada casing Tensimeter
  • Isi tabung raksa dengan raksa hingga air raksa mencapai tepat di angka 0
  • Lakukan Kalibrasi dengan Phantom.
  • Pasang Phantom pada sambungan selang Tensimeter
  • Nyalakan Phanthom, tekan tombol Zero, untuk melakukan zeroing.
  • Pasang manset pada objek apa saja sebagai pengganti lengan pasien.
  • Angka pada display harus menunjukkan angka 0 saat zeroing, bila tidak 0, tambah atau kurangi air raksa hingga zeroing menunjukkan angka 0.
  • Pompa Tensimeter, liat posisi air raksa pada tensimeter dan samakan dengan angka yang ditunjukkan phanthom.
  • Air raksa dan phantom harus menunjukkan angka yang sama (toleransi=1)
  • Bila berbeda, tambah atau kurangi air raksa.
  • Setelah selesai tutup kembali tabung air raksa


Ultrasonography
Apa itu Ultrasonography ?
Ultrasonografi medis (sonografi) adalah sebuah teknik diagnostik pencitraan menggunakan suara ultra yang digunakan untuk mencitrakan organ internal dan otot, ukuran , struktur, dan luka patologi, membuat teknik ini berguna untuk memeriksa organ. (wikipedia)

Contoh Alat USG:




















Contoh Panel Kontrol pada USG










Mode-mode Scanning pada USG:
A-Mode (Amplitudo Scan Mode) :  Untuk mendeteksi objek yang diam, dan probe dalam keadaan diam (Contoh, scanning jantung). Echo diperlihatkan sebagai peak dan jarak antara pelbagai struktur dapat diukur.

B-Mode : Untuk deteksi objek diam, dan probe digunakan dengan bergerak. Memperlihatkan semua jaringan yang dilewati oleh scan ultrasound. Jika diamati dengan cepat akan terlihat secara real time

Real Time : Memperlihatkan gerakan menjukan gambar real time tepat dibawah transduser

M-Mode : Untuk objek bergerak dan probe bergerak (Contoh: scanning jantung). Hasilnya berupa garis gelombang biasanya untuk ultrasound



Keterangan Tombol Dimensi:
v  2D
Untuk scanning secara 2 dimensi (panjang, lebar)

v  3D
Untuk scanning secara 3 dimensi (panjang, lebar, kedalaman)

v  4D
Untuk scanning secara 4 dimensi (panjang, lebar, kedalaman, gerak)


Tipe Transduser :

v  Transduser Obstetrik
Transduser tipe linier/konveks yang dapat digunakan antara 3,5-5 Mhz dengan fokus 7-9cm

v  USG Umum
Selain USG pelvis, meliputi abdomen bagian atas pada pasien dewasa dan pelvis, maka transduser sektor/ konveks 3,5 Mhz, fokus 7-9 cm

v  USG Pediatrik
Untuk anak-anak, Transduser 5Mhz fokus 5-7cm
Untuk scanning otak neonatik, transdusaer 7,5 Mhz



Cabang Penggunaan USG Menurut Organ yang Didiagnosa
Echocardiograph : untuk diagnosa jantung
Venous: untuk diagnosa vena
Abdomen: untuk diagnosa perut dari bagian thorax sampai pelvis (bisa juga untuk kehamilan)
Pelvic: untuk diagnosa sekitar pinggang  (diagnosa batu ginjal, prostat)


Cara Dasar Penggunaan USG (User Manual USG)

1.    Tekan tombol Power pada pesawat USG, biarkan beberapa waktu untuk ‘boot up’.
2.    Untuk memulai penamaan data, tekan tombol ‘Pasien’, gunakan track ball dan keyboard untuk mengisi data pada sheet pasien.













3.    Sebelum menggunakan pastikan probe transduser terpasang dengan baik, pastikan knob tidak kendor.













4.    Untuk memulai melakukan pemeriksaan pertama-tama pilih ‘Probe Menu’
-          Tipe Linear baik untuk mendapatkan hasil resolusi yang tinggi.
-          Tipe Konveks/Curve untuk pemeriksaan struktur yang lebih dalam.
















5.    Untuk melakukan pemeriksaan pada pasien, oleskan gel pada pasien dan gunakan probe yang telah dipilih.
6.    Jika ingin melakukan pengamatan 2Dimensi pilih tombol 2D, begitu pula dengan 3 Dimensi, tekan tombol 3D.
7.    Pada awal pemeriksaan setting ‘depth’ dan ‘zoom’, dengan menggunakan tombol ‘depth &zoom’.












8.     Untuk mengatur TGC (Time Gain Compensation) geser knob-knob ke kanan atau kekiri, knob paling atas untuk titik yang teratas (kurang dalam) semakin ke bawah, semakin dalam.












9.    Jika sudah mendapatkan visualisasi hasil USG yang diinginkan kita dapat menekan tombol Freeze. Gunakan tombol Store jika ingin menimpan gambar.
10. Pada hasil Scan yang sudah di freeze, kita dapat memberi label pada hasil scan dengan cara menekan tombol penamaan (ABC button), lalu beri penamaan dengan keyboard.












11.  Jika ingin melakukan pengukuran pada objek yang di scan, gunakan tombol ‘Measure’, gunakan Track Ball & tombol ‘Set’ untuk menentukan mark (titik/tanda) agar dapat dilakukan pengukuran, panjang atau lebar objek.












12.  Untuk melakukan pengukuran volume (pada ginjal contohnya) lakukan pengukuran seperti diatas, hanya saja diperlukan 3 tipe pengukuran, yaitu, panjang, lebar, dan tinggi (kedalaman)
13. Setelah selesai melakukan pengamatan, matikan alat dengan menekan OFF tombol Power

Kamis, 12 Februari 2015

Meja Operasi

Meja Operasi
Meja Operasi
Meja Operasi atau Operating Table
1. Pengertian Dan Fungsi Meja Operasi / Operating Table
Meja Operasi / Operating table adalah alat yang berfungsi untuk meletakkan pasien sesuai dengan posisi yang dikehendaki dalam melakukan tindakan operasi atau pembedahan.
Nama lain operating table:
– Meja operasi
– Meja bedah
2. Komponen alat:
– Matras
– Pengatur posisi
– Sistim hidraulik
– Rem
– Aksesoris
3. Prinsip Kerja Operating Table.
Pergerakan naik atau turun meja operasi digerakan dengan sistim hydrooulik.
Pada meja operasi terdapat berbagai aksesoris yang harus di siapkan apabila akan dilaksanakan kegiatan bedah, antara lain : penyangga kepala sedang dilakukan kegiatan bedah ( tidakterjadi perubahan posisi). Pabila menggunakan sistim elektrik, perhatikan pembumian.
Hal yang perlu di perhatikan:
– Kestabilan posisi meja
– Sistim hhydroulik, oli dan valve
– Kebersihan alat
– Pengeraman
– Lakukan pemaliharaan sesuai jadwal
– Lakukan pengujian dan kalibrasi 1 tahun sekali

Rabu, 11 Februari 2015

Pemeliharaan Sistem Brush pada Motor Listrik


Motor listrik AC tipe slip ring atau motor DC biasanya memiliki sistem brush sebagai sistem kontak untuk menyalurkan arus listrik dari atau ke rotor. Karena kontak ini terjadi pada benda berputar maka sistem brush perlu mendapat perhatian lebih supaya tidak terjadi flashover yang berakibat kerusakan pada motor listrik. Untuk dapat memberi perhatian lebih, kita perlu mengetahui komponen-komponen dari sistem brush dan kiat-kiat untuk menghindari salah perlakuan sehingga kesehatan sistem brush dapat terjaga.
Komponen sistem brush terdiri dari :

  1. Carbon Brush yang terbuat dari campuran tembaga dan Zinc atau lainnya.
  2. Slip ring(motor AC) atau komutator (motor DC)
  3. Pegas penekan carbon brush
  4. Pemegang carbon brush atau brush holder
Kiat-kiat pada tiap komponen sistem brush dirangkum sebagai berikut :
  • Jangan mencampur aduk tipe carbon brush, karena beda tipe akan beda resistansi sehingga arus akan mengalir ke carbon brush bertahanan rendah, akan terjadi bebanlebih pada carbon brush tersebut. Pilih tipe grade carbon brush yang sesuai, cara yang paling mudah lihat tipe saat awal pembelian motor, bila grade tidak sesuai maka slip ring akan kemakan atau brushnya akan boros (debunya berpotensi terjadi hubung singkat). Grade secara umum dapat dibedakan empat macam ; untuk slipring panas, untuk slipring temperatur tinggi, untuk slipring medium dan untuk slipring dingin.
  • Jaga kebundaran permukaan slipring atau komutator dengan melakukan pengukuran tingkat keovalan. Seiring usia permukaan slipring atau komutator akan mengalami oval, sehingga carbon brush akan mengalami vibrasi dan spark. Cara mengatasinya dengan melakukan pengukuran dan bubut ulang. Jaga pula kedalaman dan ketajaman groove (ulir) pada slipring atau komutator. Jika groove kurang dalam maka fungsi pendinginan akan berkurang, jika tepinya tajam maka akan meretakan ujung carbon brush.
  • Jaga tekanan pegas (1.2 s.d. 2 N/cm2), sesuaikan dengan manual motor. Toleransi maksimal tekanan pegas sebesar 10% tiap satu grup. Pegas terlalu menekan akan terjadi friksi yang tajam di permukaan slipring ( debu carbon banyak atau permukaan termakan), terlalu rendah akan menimbulkan sparking. Jangan ragu-ragu untuk mengganti pegas jika tekanannya sudah loyo karena memang ada usianya.
  • Jaga clearance brush holder kurang lebih 2 mm, terlalu tinggi akan membuat carbon brush bergetar. Posisi brush holder usahakan tegak lurus terhadap permukan slip ring atau komutator. Jika tidak memungkinkan tegak lurus maka miring sedikit tidak mengapa asalkan tidak melawan arah putaran motor